Berikutini adalah silsilah nasab Syekh Syekh Kholil, terlebih dahulu saya tulis silsilah jalur laki-laki yang bersambung pada Suanan Kudus, untuk menunjukkan hak beliau dalam menggunakan nama belakang (marga/fam) "Azmatkhan Al-Alawi Al-Husaini", sesuai dengan adat dan istilah pernasaban bangsa Arab. Jalur Sunan Kudus (Garis laki-laki) 1.
MemilikiSilsilah Keturunan Leluhur Kyai Sidosermo, Eri Cahyadi Pantas Pimpin Walikota Surabaya. Kabar Aktualita October 16, 2020. 953 2 minutes read. Facebook Twitter LinkedIn Tumblr Pinterest Reddit WhatsApp . " Mbah Kholil Bangkalan dan Mbah Hasyim Asy'ari tidak pernah menjadi santri beliau, akan tetapi guru-guru beliau sambung
MbahKholil adalah Putra KH Abdul Latif, beliau lahir di Daerah Kemayoran, Bangkalan, Madura, Jawa Timur, pada hari Ahad 11 Jumadil AKhir 1235 H atau 1820 M. Mbah Kholil Wafat di Usia105 Tahun pada tanggal 29 Bulan Ramadhan, Tahun 1341 H atau 14 Mei 1923 M. Baca Juga: PPKM Hari ke-2 DPR Berharap Serius: Jika Pelacakan (Tracing) Saja Berantakan
MuhammadKholil bin KH Abdul latif lahir pada tanggal 11 Jumadil Akhir 1225 H bertepatan dengan tahun 1835 M. beliau lebih akrab disebut Mbah, Syaikhona (guru kita) yang merupakan guru para guru ulama masa itu, sehingga sebutan Syaikhona identik dengan KH Kholil Bangkalan. Silsilah KH.
Sebagiansesepuh keturunan Syeh Kholil ada yang memperkirakan bahwa Syeh Kholil lahir pada tahun 1252 H, atau sekitar tahun 1835 M di Kampung Pasar Senen, Desa Demangan, Kecamatan Kota Bangkalan. Beliau adalah anak Kyai Abdul Latief, semasa pemerintahan Adipati Setjodiningrat III atau dikenal dengan nama Sultan Bangkalan II yang diangkat oleh
Les Rencontres D AprĆØs Minuit Streaming Vf. Syaikhona Muhammad Kholil atau yang lebih dikenal dengan sebutan Mbah Kholil merupakan ulama' besar yang berasal dari kabupaten bangkalan tepatnya di Syaikhona Muhammad Kholil atau yang lebih dikenal dengan sebutan Mbah Kholil merupakan ulama' besar yang berasal dari kabupaten bangkalan tepatnya di Pulau Madura dibagian sisi 11 Jumadil Akhir 1235 H atau 27 Januari 1820 M, Desa Kramat Bangkalan adalah hari lahir beliau yang merupakan putra dari pasangan Nyai Syarifahh dengan KH. Abdul Latif yang memiliki garis keturunan dengan Sunan Gunung wafat pada 29 Ramadhan 1343 H atau 1925 Masehi di usia 105tahun dan dimakamkan didaerah Martjazah Bangkalan yang sekarang tidak pernah sepi dari Kholil sejak memiliki memang memiliki bajkat yang luar biasa istimewa akan kehausan ilmunya terutama dalam bidang ilmu fiqh dan nahwu yang sudah menghafal nadzham Alfiyah Ibnu Malik. Biografi, Silsilah, Pendidikan, Guru, Karya, Santri dan Karomah Mbah Kholil Bangkalan Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan Sebenarnya, Syaikhona Muhammad Kholil merupakan keluarga yang berasal dari segi ekonominya yang lumayan ada. Akan tetapi, beliau tetap ingin tidak merepotkan kedua orang tuanya dengan menjadi santri yang salah satu seoarang yang berpegang teguh dengan pantang menyerah dalam keadaan apapun sehingga ada yang mengenalnya dengan sebutan Santri yang sangat teladan dan beiau merupakan guru pertama yang mengajar karya Syeikh Ahmad al-Fathani berjudul Tashilu Nailil Amani yang membahas seputar Ilmu Nahwu dalam bahasa hanya itu saja, ketulusan beliau dalam mencari ilmu dan beramal sudah tidak diragukan lagi diberbagi pelosok khususnya di wilayah pulau jawa dan madura Naqsyabandiyah merupakan ilmu penyebaran ajaran tarekat yang pernah beliau belajar di masa hidupnya, sehingga juga dikenal dengan ahli tarekat dari sumber Martin Van hidup lainnya yang sangat bersejarah yaitu ketika menjadi gejolak perlawanan terhadap penjajah seperti memberi suwuk kekuatan batin kepada pejuang, memeberikan ilmu pendidikan yang tak jauh dari agama dan Juga Obyek Wisata Religi di Makam Wali MaduraPendidikan dan Guru Syaikhona Kholil BangkalanSemasa usia mudahnya sejak tahun 1850 sekitar kurang lebih umur 30 beliau menempuh pendidikan di berbagai pesantren untuk memahami ilmu gramatika arab diantaranya sebagai berikut Belajar Ke Ayahanda yaitu KH Abdul Latif guru pertama Mbak Kholil Kitab Jurumiyah, Imrithu, Sullam Al Safinah dan Kitab lainnya Ke Kiai Qaffal dan Nyai Maryam yang merupakan Kakak Perempuan dari berangkat ke pulau jawa, Mbak Kholil menyempatkan untuk menjadi santri ke Kia Madura seperti Bujuk Dawuh, Bujuk Agung dan Tuan Guru pesantren langitan tuban yang waktu itu pengasuhnya Kyai Muhammad Pesantren Cangaan, Bangil, Pasuruan dengan pengasuh Kiai Pesantren Darussalam, Keboncandi, Pasuruan yang belajar ke Kyai Arif dan Kyai Nur Hasan yang berada di Sidogiri dengan menempuh perjalanan sekitar 7km yang tak pernah lepas membaca surah yasin disetiap di Pondok Pesantren Salafiyah Syafiāiyah Banyuwangi sambil menjadi buruh pemilik kelapa dari pengasuhnya yaitu KH. Abdul Bashir .Belajar Ke Mekkah pada tahun 1276 H/1859 M yang belajar dengan guru ulama' indonesia dari banten yaitu Syeikh Nawawi al-Bantani, Syeikh Muhammad Zain bin Mustafa al-Fathani, Syeikh Abdul Qadir bin Mustafa al-Fathani, Kiyai Umar bin Muhammad Saleh Semarang dan berbagai syeikh dari madzhab di masjid al-haram. Selain itu, beliau sambil bekerja sebagai penyalin kitab untuk memenuhi kebutuhan menjadi santri dan belajar ke berbagai wilayah, beliau telah menghafal kitab dan Hafidz Al-Qur'an dengan Qira'at Sab'ah hanya itu saja, selain belajar beliau sambil mengabdi dan mencari kerja untuk bisa tetap bertahan memenuhi kebutuhan belajar ke mekah, beliau dulu memutuskan untuk menikah terlebih dahulu dengan salah satu putri lodra putih yaitu Nyai Asyik pada tahun dari kepulangannya dari tanah arab, beliau dikenal dengan seorang ahli fiqih, nahwu dan al-hafidz. hingga banyak santri yang datang untuk menjadi muridnya dari desa-desa sekitar dan wilayah lainnya di pulau Mbah Kholil BangkalanSetelah melakuakan banyak perjalanan hidup yang bersejarah dan berguru ke berbagai macam ulama' besar, hingga akhirnya membuat karya yang berupa kitab diantaranya sebagai berikut Al- SilÄh fÄ« BayÄn al-NikÄhSaāÄdah ad-DÄraini fi as-ShalÄti Ala an-Nabiyyi ats- TsaqolainiAl-Matn asy-SyarÄ«fKitab Asma'ul Husna Nnadham yang berbentuk bahasa Jawa-MaduraKitab Terjemahan Alfiyah ibn MalikTaqrirat ala Mandhumah Nuzhatit ThullabIstiādadul MautAl-Matnus Syarif yang merupakan ilmu fiqih Barzakhiyah yang berisi doa' dan Murid Kyai Kholil Bangkalan Yang SuksesMemiliki murid atau santri yang sukses menjadi pilihan semua guru, keihklasan mbah dalam memberikan ilmunya sehingga banyak muridnya yang menjadi orang terkenal atau tokoh besar. diantaranya sebagai berikut KH. Hasym Asyāari Pendiri Nahdlatul UlamaKH. Ahmad Dahlan Pendiri MuhammadiyahKHR. Asāad Syamsul Arifin SitubondoKH. Bahar bin Noerhasan SidogiriKH. Wahhab Hasbulloh JombangKH. Abdul Karim Lirboyo,KH. Bisri Samsuri Pendiri sarekat islam MekahIr. Soekarno Presiden pertama di IndonesiaKH. Masykur Mentri agama pada masa presiden Ir. Soekarno,KH. Ramli TamimKH. Mustofa BisriKH. Munawwir Krapyak YogyakartaKH. Hasan Mustofa Garut Karomah Syekh kholil BangkalanUlama' besar yang berasal dari pulau Madura tepatnya di wilayah Bangkalan memiliki karomah atau perkara luar biasa yang tampak. diantaranya sebagai berikut Berada di tempat dalam waktu yang bersamaan Membelah Diri.Menyembuhkan Orang Pencuri Timun Yang Tidak Bisa Nunduk Jamah Haji Yang Sedang Ketinggalan Keras Ketika Penengah Saat Debat Kepiting di Masjidil HaramMemberikan Jawaban Atas Perdebatan habib Jindan ЬŃn Salim .Mengapung di Atas Saat ke MekkahMengubah Arah Kiblat Terhadap Pembangunan Masjid Dari Penjara Oleh Ke Kiai Abu Darin Lewat Calon Santri dari Jarak Jauh Saat Macan dari JombangMemberi Hukuman Kepada Santri Yang Tidak Ikut Jamaah Hingga Menjadi KH BesarMenancapkan Kayu Ke Tanah Keluar Air di Macan Tutul Saat Habib Sedang BerwudhuMengatasi Berbagai Macam Masalah Dengan Membaca Kh. Kholil BangkalanPerjalanan hidup yang dijalani dari Mbah Kholil Bangkalan tidak lepas dari silsilah atau nasab yang tak jauh dari ulama' besar ke jalur rasulullah SAW, diantaranya sebagai berikut Kh. Kholil Bangkalan Generasi kе-32 dari Rasulullah Saw lewat Jalur Kholil Bangkalan Generasi ke-34 ŌŠ°Š³Ń Rasulullah Saw lewat Jalur Sunan Kholil Bangkalan Generasi kе-34 ŌŠ°Š³Ń Rasulullah Sаw lewat Jalur Sunan Kholil Bangkalan Generasi kе-37 dari Rasulullah Saw lewat Jalur Sunan beberapa tulisan diatas merupakan perjalanan syaikhona kholil bangkalan Mbah Kholi yang merupakan guru dari para ulama' Juga Sejarah Sayyid Husein Assegaf Makam Zimat Banyusangka di BangkalanSekian dan Terima Kasih atas kunjungan ke website Ibnu Jacky jika ada pertanyaan atau masukkan silahkan klik komentar dibawah ini. semoga postingan diatas bermafaat bagi para pembaca.
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID 5hivQy_uMsBm7ETP6_qxVeIXt376ty3_pg5xiUT_RMbEUkQkHhrvaw==
Zaman dahulu di desa Langgundih, Keramat, Bangkalan, adalah seorang Kiai berbangsa Sayyid bernama Asror bin Abdullah bin Ali Al-Akbar bin Sulaiman Basyaiban. IbuSayyid Sulaiman adalah Syarifah Khadijah binti Hasanuddin bin Hidayatullah Sunan Gunung Jati. Beliau dikenal dengan "Kyai Asror Keramatā, dinisbatkan pada kampung beliau. Kemudian oleh sebagian orang dirubah menjadi "Asror Karomahā, mungkin dalam rangka meng-arab-kan kalimat "Keramatā. Beliau menurunkan ulama-ulama besar Madura dan Jawa. Kiai Asror memiliki putra dan putri. Diantara mereka adalah Kiai Khotim, ayah dari Kiai Nur Hasan pendiri Pesantren Sidogiri Pasuruan. Diantara mereka pula adalah dua orang putri yang sampai kini belum diketahui nama aslinya melalui riwayat yang shahih. Salah seorang dari mereka dinikahkan dengan Kiai Hamim bin Abdul Karim Azmatkhan yang bernasab pada Sunan Kudus garis laki-laki dan Sunan Cendana garis perempuan. Melalui Kiai Abbas, Kiai Asror memiliki cucu bernama Kiai Kaffal. Dan melalui Kiai Hamim, beliau memiliki cucu bernama Kiai Abdul Lathif. Kiai Abdul Lathif memiliki putri bernama Nyai Maryam dan Nyai Saādiyah. Kemudian Nyai Maryam dinikahkan dengan Kiai Kaffal dan Nyai Saādiyah dinikahkan dengan seorang Kiai dari Socah, Bangkalan. Kiai Abdul Lathif adalah seorang daāi keliling. Beliau menjalani kehidupan sufi yang tidak menghiraukan hal-hal keduniaan. Apalagi sepeninggal istri beliau,Ummu Maryam ibu Nyai Maryam, sejak saat itu beliau lebih aktif daāwah ke kampung-kampung, beliaupun jarang pulang ke rumah karena putri-putri beliau telah bersuami dan telah mandiri. Pada suatu hari, setelah beberapa tahun Kiai Abdul Lathif tidak pulang ke rumah, tiba-tiba beliau datang dengan membawa seorang anak laki-laki kira-kira berumur tujuh Abdul Lathif berkata pada Nyai Maryam " Wahai Maryam, Aku telah menikah lagi dan ini adalah adikmu. Kutinggalkan ia bersama kalian, didiklah dia sebagaimana aku mendidikmu.ā Setelah itu Kiyai Abdul Lathif pergi lagi sebagaimana biasa. Tidak ada yang tahu kapan persisnya kejadian itu,sebagaimana tidak ada yang tahu kapan persisnya Kiai Kholil dilahirkan. Sebagian sesepuh keturunan Syeh Kholil ada yang memperkirakan bahwa Syeh Kholil lahir pada tahun 1252 H, atau sekitar tahun 1835 M di Kampung Pasar Senen, Desa Demangan, Kecamatan Kota Bangkalan. Beliau adalah anak Kyai Abdul Latief, semasa pemerintahan Adipati Setjodiningrat III atau dikenal dengan nama Sultan Bangkalan II yang diangkat oleh Raffles. Sejak kecil, KH Moh Kholil oleh ayahnya diharapkan bisa menjadi pemimpin umat, seperti halnya Sunan Gunung Jati yang merupakan Waliullah, pemimpin dan pejuang Islam terkenal. Dambaan itu mengingat masih ada keturunan dengan Sunan Gunung Jati. Beliau yang kala itu sudah menunjukkan keistimewaan bila dibanding anak-anak seusianya, dididik sendiri oleh sang ayah dengan pengawasan ketat. Ilmu-ilmu yang diajarkan, terutama Ilmu Fiqih dan Ilmu Nahwu dikuasai dengan luar biasa. Telah hafal dengan baik Nadham Al-fiah Ibnu Malik 1000 Bait Ilmu Nahwu Mulai Tahun 1850, Kholil mudah belajar ngaji kepada Kyai Muhammad Nur di Pesantren Langitan, Tuban. Kemudian melanjutkan ke Pesantren Canga'an, Bangil Pasuruan, dan selanjutnya ke pondok Darus Salam Kebun Candi, Pasuruan. Selama Kholil muda mondok dipesantren meminta orangtuanya agar tidak mengirim apapun. Maksudnya, agar ia hidup mandiri. Semasa mondok di Candi, beliau juga menambah pengetahuan agamanya ke Sidogiri Pasuruan yang berjarak sekitar 7 KM ditempuhnya dengan jalan kaki setiap hari. Dalam perjalanan itu beliau menyempatkan membaca Surat Yasin hingga khatam berkali-kali. Keinginan untuk menambah ilmu agama diteruskan ke tanah suci Mekkah, sekaligus ingin menunaikan ibadah haji. Untuk itu Kholil muda pindah lagi di pesantren Banyuwangi yang mempunyai kebun kelapa sangat luas. Selama mondok disana beliau bekerja sebagai pemanjat kelapa yang dapat upah 2,5 sen setiap pohonnya. Dari penghasilan itu uangnya ditabung untuk naik Haji. Bahkan di Pondok pun beliau menjadi juru masak rekan-rekannya sehingga beliau bisa makan bersama. Baru tahun 1859 beliau Naik Haji ke Mekkah. Namun sebelumnya oleh Orang Tuanya dinikahkan dengan Nyai Asyek, Putri dari Lodra Putih yang menjadi Patih pada pemerintahan saat itu. Ketika menikah, umur beliau 24 Tahun. Pernikahan dengan Nyai Asyek dikarunia 2 anak, Siti Fatimah dan Mohammad Hasan. Menginjak dewasa, Siti Fatimah dikawinkan dengan Muntaha yang dikenal dengan sebutan KH. Muhammad Thoha, yang kemudian mengasuh pondok di Jengkebuan Bangkalan yang saat ini diasuh oleh KH. Mahfud Hadi Saat ini beliau telah meninggal dunia yang juga anggota DPRD Bangkalan. Lima tahun berada di Mekkah, KH. Moh Kholil kemudian pulang ke Tanah Air, beliau dikenal sebagai ahli Fikh dan tasawuf membuat disegani kyai-kyai lain. beliau dianggap mempunyai ilmu yang dapat mengetahui sebelum kejadian terjadi. Sepulang dari Mekkah itulah beliau mendirikan pondok di Demangan. Untuk mendirikan pondok baru ini beliau diberi tanah oleh raja di pinggir jalan tengah kota. Padahal saat itu pondok ditengah kota merupakan hal yang jarang terjadi. Setelah pondok berdiri dan santri mulai banyak, pada suatu saat beliau bercerita pada para santrinya bahwa pondoknya akan kedatangan macan. Hal inilah yang menjadikan santrinya kebingungan. Ternyata yang datang bukannya macan, tapi Wahab Chasbullah Mantan Menag dari Tambak Beras Jombang. Kedatangan Wahab Chasbullah sebagai santri baru membuat ributnya santri yang lama karena Kyai Kholil meneriaki Wahab sebagai Macan. Teriakan ini disambut oleh para santrinya dengan mengejar-ngejar Wahab. Kejadian ini sempat berulang sampai 3x, yang akhirnya Wahab tertidur dibawah jidor bedug. Baru keesokan harinya Wahab dipanggil sebagai Santri. GURU GURU SYEKH KHOLIL Berikut ini adalah guru-guru beliau sewaktu belajar di Makkah Al-Mukarramah, yaitu 1. Syekh Ali Al-Mishri, 2. Syekh Umar As-Sami, 3. Syekh Khalid Al-Azhari, 4. Syekh Al-Aththar, 5. Syekh Abun-Naja, 6. Syek Ali Ar-Rahbini, SILSILAH SYECH KHOLIL Silsilah Kiai kholil dalam kemursyidan thariqoh Qodariyyah wan Naqsabandiyyah dari jalur Syaikh Ahmad Khatib Sambas adalah sebagai berikut 1. Nabi Muhammad SAW. 2. Ali Bin Abi Thalib. 3. Husein Bin Ali. 4. Zaenal Abidin 5. Muhammad Al-Baqir. 6. Jaāfar Ash-Shodiq. 7. Imam Musa Al-Kazhim. 8. Abu Hasan Ali Ar-Ridho 9. Maāruf Karkhi 10. Sari As-Saqoti 11. Abu Qosim Junaid Al-Baghdadi 12. Abu Bakar Asy-Syibli 13. Abu Fadly Abd Wahidi At-Tamimi 14. Abu Farazi At-Thurthusil 15. Abu Hasan Ayyub 16. Abu Said Al-Mubarok 17. Abdul Qodir Al-Jailani 18. Abdul Aziz 19. Muhammad Al-Hattak 20. Syamsudin 21. Syarifudin 22. Nurudin 23. Waliyyuddin 24. Hisyammuddin 25. Yahya 26. Abu Bakar 27. Abdurrahim 28. Utsman 29. Abdul Fattah 30. Muhammad Muraad 31. Syamsudin 32. Ahmad Khatib Sambas 33. Muhammad Kholil Bangkalan Wallohua'lam Bisshowab Itulah kisah dan Silsilah dari Syekh Kholil, jika ada kekurangan mohon beri kami masukkan.
silsilah kyai kholil bangkalan